SAGUWARNA 
Kanal Pelatihan IKATAN GURU INDONESIA
Menggagas
ENSIKLOPEDIA SKENARIO PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA INDONESIA

Kanal pelatihan Saguwarna lahir pada Desember 2016 setelah melalui tahap seleksi Tim Penjamin Mutu Kanal Pelatihan IGI untuk dapat dikukuhkan pada even Temu Nasional Pelatih (TNP) di Gedung A Kemdikbud Jakarta pada 7 Januari 2017 yang lalu. Apa saja yang melatar belakangi lahirnya kanal ini? Semuanya berawal dari...

Bagaimana seharusnya pembelajaran dilaksanakan dan direncanakan? Berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses, guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Salah satu cirinya adalah memperhatikan latar belakang budaya peserta didik atau mengakomodasi keragaman budaya dalam pembelajaran.   

Dikaitkan dengan pentingnya mengakomodasi keragaman budaya dalam pembelajaran, bisa jadi telah banyak dilakukan oleh kita dalam pembelajaran di kelas, secara langsung atau tidak. Namun meski penting, integrasi budaya dalam skenario pembelajaran yang diatur secara formal dalam kurikulum pendidikan di Indonesia belum nampak. Padahal di banyak negara hal ini telah lama dilakukan secara serius.  Misalnya dukungan pembelajaran matematika yang terstruktur oleh The College of New Caledonia’s Community Education Department pada siswa kelas 12 yang merupakan suku aborigin di Australia (2004) atau  Michigan Technological University pada siswa suku Navajo, suku asli Amerika (Hunter, 2013), serta  Ministry of Human Resource Development, Government of India. Selain itu Alaska Native Knowledge Network (http://ankn.uaf.edu ) dengan Kurikulum Spiral Chart dalam situsnya menjelaskan contoh-contoh sumber daya kurikulum yang menggambarkan cara-cara di mana sistem pengetahuan masyarakat adat dan Barat dapat dibawa ke sekolah melalui kerangka kurikulum yang seimbang, komprehensif dan sesuai budaya yang dapat disesuaikan dengan keadaan setempat. Hal ini untuk membantu guru dan siswa membuat hubungan antara pengetahuan, keterampilan dan cara untuk mengetahui digunakan untuk mempertahankan mata pencaharian di desa-desa, dan pengetahuan, keterampilan dan standar budaya untuk pengajaran dan pembelajaran tercermin dalam kurikulum sekolah.

Menurut data sensus BPS tahun 2010, Indonesia terdiri dari 1340 suku bangsa atau 300 kelompok etnik. Hal ini menunjukkan betapa keragaman budaya bangsa kita sungguh kaya. Mari kita bayangkan bahwa jika setiap guru minimal membuat skenario pembelajaran berbasis budaya lokal, maka berapa banyak yang dapat kita buat? Ribuan bukan? Ribuan skenario pembelajaran dengan  beragam budaya itu jika dikumpulkan bahkan akan dapat menghasilkan sebuah ensiklopedia. Ensiklopedia skenario pembelajaran berbasis budaya dari beragam suku di Indonesia. Suatu kekayaan yang akan tercatat abadi sepanjang masa.

Atas mimpi ini, maka melalui program SAGUWARNA IGI (Satu Guru Pewaris Pembelajaran Berbasis Budaya, Ikatan Guru Indonesia) kami mengundang bapak ibu guru dari Sabang sampai Merauke untuk berpartisipasi dalam pembuatan Ensiklopedia Skenario Pembelajaran Berbasis Budaya Indonesia.  

 Mari menjadi bagian dari sejarah ‘Guru Pelestari Budaya’

Chandra Sri Ubayanti
Koordinator Saguwarna Ikatan Guru Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini